Thursday, February 19, 2015

Vaksin Tetanus Toksoid – Untuk Penyakit Tetanus


          Penyakit tetanus,  dikenal juga sebagai penyakit “Lock Jaw” (rahang yang terkunci), adalah suatu penyakit yang unik, karena bukan penyakit menular, namun selalu  dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi rutin terhadap penyakit ini.
          Penyakit tetanus disebabkan neuro-toksin (racun saraf) yang dikeluarkkan oleh kuman Clostridium tetani, yang terdapat pada tempat yang kotor dan didalam luka yang kotor tidak terawat atau luka yang dalam,sehingga terjadi situasi anaerobic /hypoaerobic, yaitu situasi dimana karena luka yang dalam, sehingga kadar oksigen menjadi sangat sedikit bahkan tidak ada, hal ini memudahkan spora kuman C tetaniuntuk berkembang biak dan mengeluarkan neuro-toksin yang akan menyebar keseluruh organ tubuh, dan menimbulkan kejang hebat dan kematian.

Manifestasi Penyakit Tetanus
          Masa inkubasi – bisa berlangsung beberapa hari hingga beberapa bulan sejak terinfeksi dengan kuman ini, tapi umumnya adalah antara 3 hari hingga 3 minggu setelah infeksi. Lamanya masa inkubasi sampai terjadinya gejalah penyakit, juga berat ringannya penyakit, ada hubungan dengan jarak luka dengan susunan saraf pusat atau otak, semakin dekat jarak lukanya, maka semakin cepat masa inkubasi dan terjadinya gejalah penyakit tetanus, juga semakin berat penyakit tetanus yang akan terjadi.

Gejala Penyakit Tetanus
          Gejala paling umum adalah kejang kaku otot pengunyah mulut (50%) sehingga terjadi yang disebut “lock jaw” (rahang terkunci), kejang ini bisa diikuti oleh kejang otot tubuh yang lain, seperti otot leher, otot dada, otot bagian punggung, otot perut dan otot anggota gerak tubuh. Kontraki kejang ini sedemikian hebatnya, bisa menyebabkan patah tulang panjang dan tulang belakang, juga menimbulkan banyak komplikasi yang lain hingga kematian bila kejang ini terjadi pada otot pernafasan.


Epidemiologi
          Menurut data tahun 1984, bahwa telah terjadi 1 juta kematian bayi yang baru berusia beberapa hari, karena menderita tetanus neonatorum sepanjang tahun. Ada sekitar 310.000 hingga 700.000 kasus tetanus dengan angka kematian antara 122.000 hingga 300.000 pertahun.
          Dengan pemberian vaksin yang mengandung tetanus toksoid, maka angka kematian ini sudah menurun drastis, meskipun masih ada juga kasus kematian yang dilaporkan setiap tahunnya, hal ini terutama terjadi dinegara sedang berkembang.

Jenis Penyakit Tetanus
Menurut cara terjadinya, penyakit tetanus bisa dibagi menjadi :
1.     Tetanus Neonatorum – terjadi pada saat bayi baru berusia 3 hingga 14 hari (90%), umumnya terjadi karena infeksi pada tali pusat, karena proses pemotongan dan perawatan tali  pusat yang tidak higienis, dan biasanya bayi ini lahir dari ibu yang tidak mempunyai antibody terhadap kuman tetanus, artinya ibu ini tidak pernah mendapatkan vaksinasi anti tetanus, atau vaksinasi tetanus tidak lengkap, atau tidak mendapatkan vaksinasi (booster) sebelum menikah. Angka kematian untuk tetanus neonatorum adalah sekitar 95% untuk yang tidak sempat diberikan pengobatan dan sekitar 10 – 90% dengan pengobatan.
2.     Tetanus karena kecelakaan atau luka – ini sering terjadi pada luka yang luas, luka yang dalam seperti luka karena tusukan, luka bakar, luka karena kecelakaan, dimana perawatan luka tidak sesuai dengan standard perawatan luka  yang harus dituruti, seperti aseptik, pembersihan jaringan rusak atau jaringan mati dari luka, pemberian antibotika lokal  dan sistemik yang tidak memadai, dll.


Pengobatan Penyakit Tetanus
Tujuan pengobatan tetanus adalah :
1.     Mencegah neuro-toksin yang masih ada dalam tubuh mencapai susunan saraf pusat, sehingga akan mencegah, menghentikan kemungkinan kejang otot-otot tubuh
2.     Membasmi kuman C tetani yang ada dalam tubuh, sehingga menghilangkan sumber kuman yang memproduksi neuro-toksin dalam tubuh
3.     Perawatan supportif/penunjang bagi pasien selama sakit, untuk mencegah komplikasi dan segala akibatnya


Imunisasi Pasif
          Pada awalnya, orang telah menggunakan anti-toksin tetanus kuda untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tetanus, ini banyak dilakukan saat Perang Dunia Pertama. Karena banyaknya efek simpang dan reaksi alergi dengan anti-toksin kuda ini, akhirnya diganti dengan Human Tetanus Immune Globulin (TIG) pada tahun 1960, dengan dosis antara 3.000 – 6.000 unit diberikan secara intramuskuler, yang lebih baik dalam hal reaksi simpang dan alergi ini.
          Dikatakan bila titer anti-toksin telah mencapai tingkat 0.01 IU/mL, maka sudah tercapai tingkat perlindungan terhadap penyakit tetanus.
Bila TIG tidak ada , kita bisa berikan Immune Globulin Intravena dengan dosis 200 – 400 mg/kg berat badan.

Imunisasi Aktif
          Seperti proses perkembangan awal pembuatan vaksin difteri toksoid, maka ilmuwan membuat toksoid dari toksin tetanus, dengan menambahkan sejumlah kecil formaldehide, maka efek toksik dihilangkan, namun tetap mempertahankan efek imunogenik untuk meranggsang reaksi sistim pertahanan tubuh manusia, untuk bisa membuat antibody untuk melawan kuman tetanus ini.
          Pada tahun 1927, Ramon dan Zoeller berhasil menggabungkan vaksin toksoid difteri dengan vaksin toksoid tetanus menjadi vaksin kombinasi, dengan hasil klinik yang memuaskan. Kedua ilmuwan ini juga menemukan fakta penting, bahwa penyakit tetanus neonatorum sebenarnya bisa dicegah dengan memberikan vaksinasi dan imunisasi tetanus kepada ibu hamil, minimal 2 dosis selama kehamilan.


Sejarah perkembangan vaksin tetanus toksoid
          Vaksin tetanus toksid saja (TT) , dikombinasikan dengan vaksin toksoid difteri menjadi vaksin DT, di-indikasikan untuk pemakaian bayi, sedangkan vaksin kombinasi Td (dosis difetri lebih sedikit), di-indikasikan untuk pemakaian orang dewasa.
          Saat ini kita banyak menggunakan vaksin kombinasi yang mengandung vaksin toksoid tetanus dan toksoid difteri, dan digabungkan juga dengan vaksin pertusis, misalnya vaksin kombinasi pertama yang dihasilkan pada tahun 1927, yaitu vaksin DTwP.
          Lalu vaksin kombinasi DTP ini masih digabungkan lagi dengan vaksin Haemophilus Influenzae type B (Hib), menjadi vaksin DTP-Hib.(quadri-valent vaccine). Atau digabung lagi dengan Inactivated Polio Vaccine (IPV), menjadi vaksin kombinasi DTP-Hib-IPV(penta-valent vaccine).
          Sekarang sudah ada vaksin kombinasi DTP dengan Hepatitis B, sehingga menjadi vaksin kombinasi DTP-Hib-IPV-Hep B (Hexa-valent vaccine)


Jadwal Imunisasi Vaksin Tetanus Toksoid atau Vaksin yang Mengandung Vaksin Tetanus Toksoid
          Yaitu mulai diberikan sejak bayi telah berusia 2 bulan, kamudian dosis ke2 pada saat usia mencapai 4 bulan dan dosis ke3 pada usia 6 bulan. Dosis ke 4 pada saat bayi telah berusia antara 15 – 18 bulan. Dosis terakhir, yaitu dosis ke5 diberikan saat anak mulai masuk sekolah sebelum berusia 7 tahun.
          Perhatikan jarak interval antara suntikan dosis ke3 dan dosis ke4 harus berjarak minimal 6 bulan dari suntikan dosis ke3.
          Efektifitas vaksin tetanus toksoid bisa bertahan hingga sekitar 10 tahun lamanya, sehingga vaksinasi ulangan atau booster dosis baru perlu diberikan setelah 10 tahun kemudian untuk mempertahankan imunitas kita.

Perhatian:
·         Vaksinasi tetanus tetap harus diberikan bagi mereka yang pernah sakit tetanus sebelumnya, karena pernah sakit tidak menjamin bahwa orang tersebut akan kebal terhadap infeksi dan segala akibat dari kuman tetanus.
·         Tetanus neonatorum bisa dicegah dengan memberikan vaksinasi tetanus toksoid untuk ibu hamil, minimal 2 dosis, interval minimal 1 bulan antara dosis ke1 dan dosis ke2, dengan pemberian dosis ke 2 sekitar 2 minggu sebelum melahirkan, ini bisa mencegah hingga 80% kasus tetanus neonatorum.
·         Kehamilan bukan kontraindikasi untuk vaksinasi tetanus toksoid
·         Tidak perlu mengulang seluruh jadwal vaksinasi bila ada yang terlewatkan, juga lama interval antara dosis pemberian, tidak mempengaruhi hasil imunisasi tetanus ini.
·         Untuk vaksinasi orang dewasa, kita mempergunakan vaksin Td, atau vaksin Tdap yang telah beredar di Indonesia


Siapa Saja Yang Memerlukan Vaksinasi Tetanus ?
1.     Wanita hamil, gadis remaja dan wanita usia subur, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi tetanus sebelumnya, atau yang vaksinasi tetanusnya tidak lengkap. Minimal 2 dosis tetanus toksoid (Td atauTdap vaksin) bisa mencegah hingga 80% kasus tetanus neonatorum
2.     Personil militer yang bertugas aktif  di lapangan
3.     Para penjelajah alam
4.     Mereka yang mendapatkan kecelakaan lalu lintas, luka bakar yang luas, luka senjata dan luka tusukan yang dalam


No comments:

Post a Comment