Friday, February 20, 2015

Vaksin Hepatitis B


Pendahuluan:
          Penyakit hepatitis karena virus telah diketahui sejak zaman dahulu kala, namun tentang jenis dan macam virus hepatitis ini baru diketahui akhir-akhir ini. Dari 5 jenis serotipe virus penyebab  penyakit hepatitis pada manusia, diketahui bahwa virus hepattis B (HBV) adalah penyebab dan menjadi beban utama dari semua jenis penyakit hepatits di dunia.
          Sejak 40 tahun yang lalu, telah dilakukan sejumlah usaha dan pencapaian untuk lebih mengerti sebab musabab penyakit hepatitis pada manusia, riwayat penyakit hepatitis alamiah, data dan sifat epidemiologi penyakit, atau penyebaran penyakit hepatitis pada manusia, dan usaha kesehatan masyarakat untuk mengendalikan penyakit hepatitis B.
          Vaksin yang terjangkau dan strategi pencegahan penyakit hepatitis B yang efektif, telah dilakukan diseluruh dunia, lebih dari 150 negara telah mempergunakan vaksin hepatitis B dalam program pencegahan dan vaksinasi imunisasi hepatitis B, dan berkat usaha badan kesehatan pemerintah dan organisasi kesehatan dunia, telah memungkinkan negara-negara miskin juga memakai vaksin hepatitis B.
          Dengan berlanjutnya usaha vaksinasi rutin hepatitis B bagi bayi dan anak diseluruh dunia, maka infeksi hepatitis B khronik pada anak-anak akan menurun sangat bermakna dalam jangka waktu 10 – 15 tahun mendatang, yang pada gilirannya juga akan menurunkan dengan sangat bermakna angka kematian karena penyakit kanker hati dan penyakit sirosis hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV).
          Dalam bab ini kita akan membahas masalah dan pertanyaan seputar penyakit hepatitis B pada manusia, tentang vaksin hepatitis B dan masalah vaksinasi dan imunisasi hepatitis B pada bayi, anak-anak, wanita hamil, orang dewasa, dan pekerja bidang kesehatan atau jenis pekerjaan lain yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapat infeksi virus hepatitis B (HBV) ini.

Penyakit Hepatitis B :
          Infeksi dengan virus hepatitis B menimbulkan sejumlah gejalah penyakit hati, termasuk didalamnya gejalah yang ditimbulkan karena infeksi subklinik, penyakit akut hepatitis yang akan sembuh sendiri /self limiting, dan penyakit hati yang menyeluruh (fulminant ).
          Tetapi infeksi virus hepatitis B ini juga bisa menyebabkan penyakit hati khronik dan berlanjut dengan kematian karena sirosis hati atau penyakit kanker hati.
          Lebih dari 90% bayi dan anak, 10% pada orang dewasa, yang mendapat  infeksi virus hepatitis B akan menderita penyakit hati khronik dengan gambaran prognosis seperti diatas. Sehingga pencegahan awal terhadap infeksi virus hepatitis B pada usia dini sangatlah penting.
          Infeksi virus hepatitis B adalah melalui kontak darah atau cairan tubuh lainnya seperti serum, cairan vagina dan sperma. Tidak bisa menular melalui kontak fisik seperti berjabatan tangan, berpelukan.


Beberapa Data Dan Fakta Penting Tentang Hepatitis B :
·         Seluruh dunia ada sejumlah 2.000 juta orang dengan tanda HBsAg yang positif, yang artinya orang tersebut pernah terpapar dengan infeksi virus hepatitis B selama perjalanan hidupnya. Bila pada pemeriksaan darah ditemukan HBsAg yang positif terus menerus selama atau > 6 bulan, maka orang tersebut sudah masuk dalam golongan penderita hepatitis B khronik , yang kemungkinan besar akan berakhir dengan sirosis hati atau kanker hati dan kematian.
·         Diseluruh dunia ada sekitar 350 juta orang yang sudah menjadi penderita penyakit  sirosis hati, terutama tersebar di negara-negara Asia dan Afrika
·         Diseluruh dunia, terjadi satu juta kematian pertahun sebagai akibat dan komplikasi penyakit hati khronik seperti sirosis hati dan kanker hati, karena infeksi oleh virus hepatitis B
·         Diseluruh dunia terdapat 80% penderita kanker hati karena infeksi virus hepatitis B
Seperti disebutkan diatas, bahwa ada 5 jenis serotipe virus hepatitis yang sudah kita ketahui saat ini. Dan kita juga sudah mngetahui cara penularan sesuai dengan jenis serotipenya, yaitu :
Serotipe Virus                           Cara penularan                                 Bisa dicegah Vaksinasi
Type A                                       cara feco – oral                                  Ya
Type B                                       Darahdan cairan tubuh                        Ya
Type C                                       Idem type B                                       Tidak
Type D                                       Ko-infeksi type B                               Ya
Type E                                       cara feco – oral                                  Tidak

          Catatan : infeksi cara feco – oral, adalah cara infeksi melalui makanan atau minuman atau benda yang tercemar dengan kotoran manusia yang mengandung virus hepatitis B, kemudian dimakan atau diminum oleh orang lain.
 Nah ingin tahu berapa besar kemungkinan kita tertular dengan virus hepatitis B bila kita bandingkan dengan virus HIV AIDs yang sangat kita takuti itu ?
Jumlah minuman darah yang diperlukan untuk menularkan:
Hepatitis B                                                             HIV AIDs
0,1 ml                                                                     0, 00004 ml
Kemungkinan tidak tertularan melalaui jarum suntik yang  terkontaminasi penderita :
Hepatitis B                                                            HIV AIDs
0.5 %                                                                     7 – 30 %
          Jadi kesimpulan adalah bahwa biarpun kedua penyakit ini mempunyai cara penularan yang sama, yaitu melalui darah dan cairan tubuh yang tercemar, namun hepatitis B virus adalah 100 kali lebih menulardaripada virus HIV AIDs yang sangat kita takuti itu.

          Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO membagi  daerah endemik berdasarkan jumlah presentase penyakit hepatitis B dan jumlah orang dengan antigen HBsAg yang positif sewaktu pemeriksaan darah :
– Daerah Endemik Tinggi:       HBsAg  > 8%      Orang terinfeksi HBV 50 – 90 %
– Daerah Endemik Sedang :     HBsAg  2 – 8%   Orang terinfeksi HBV 30 – 50%
– Daerah Endemik Rendah:     HBsAg < 2%      Orang terinfeksi HBV < 30%
Negara yang termasuk dalam kategori Endemik Tinggi yaitu Asia Tenggara, Asia Tengah,  Afrika Selatan Sahara, negara Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa Timur.

Cara Penularan virus hepatitis B :
          Hepatitis B virus bisa ditularkan dengan cara melalui kulit yang tidak utuh, atau rusak, misalnya karena tusukan jarum, kulit yang lecet, atau luka, melalui kontak mukosa atau selaput lendir dengan darah atau kontak dengan cairan tubuh penderita hepatitis B, termasuk :
·         hubungan kelamin dengan pasangan yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·         memakai jarum suntik bersamaan pada pecandu obat bius dan narkotik
·         bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·         kontak dengan darah atau luka dari  penderita hepatitis B
·         tertusuk jarum atau benda tajam lain yang terkontaminasi
·         memakai benda seperti alat cukur, sikat gigi bersama dengan penderita hepatitis B
          Virus hepatitis B tidak bisa menular melalui makanan dan air, memakai alat makan bersama, ibu yang menyususi bayinya, berpelukan, berpegangan atau jabatan tangan, sewaktu batuk atau bersin.

Virus hepatitis B bisa bertahan berapa lama di alam terbuka ?
          Virus hepatitis B bisa bertahan hidup diluar tubuh manusia paling sedikit 7 hari, dan masih mempunyai kemampuan untuk menginfeksi tubuh manusia selama masa tersebut.

Bagaimana caranya membersihkan darah yang kontaminasi virus hepatitis B dari lingkungan hidup kita ?
          Setiap ceceran darah, termasuk darah yang telah mengering, yang tetap masih bisa menularkan virus hepatitis B, harus dibersihkan dengan cairan pembersih rumah tangga seperti ditergen atau zat pembersih yang lain dengan memakai perbandingan 1:10 (1 bagian cairan pembersih rumah tangga : 10 bagian air) untuk membersihkan darah atau darah kering ditempat tersebut. Sebaiknya sewaktu membersihkan ceceran darah itu juga mempergunakan sarung tangan.

Siapa saja yang berpotensi terinfeksi virus hepatiitis B ?
Berikut ini adalah orang yang mempunyai potensi besar terinfeksi virus hepatitiis B :
·          bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·         hubungan kelamin dengan partner yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·         aktifitas sexual yang sering bergantian pasangan sexualnya, misalnya mempunyai  > 1 pasangan sexual dalam waktu 6 bulan
·         orang homosexual
·         pemakaian obat suntikan
·         tinggal serumah dengan penderita hepatitis B
·         pekerja bidang kesehataan dan laboratorium yang sering berhubungan dengan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi
·         pasien hemodialisa (cuci darah)
·         penghuni dan pengurus rumah penitipan anak dengan gangguan dan cacat perkembangan
·         wisatawan yang menuju negara dengan kategori endemik tinggi dan sedang (sesuai klasifikasi WHO diatas)

Apakah wisatawan internasional mempunyai resiko tertular virus hepatitis B ?
          Resiko penularan virus hepatitis B untuk wisatawan internasional adalah relatif rendah, kecuali jika mereka bepergian ke daerah dengan endemisitas tinggi hingga menengah, yatu daerah dengan angka jumlah penderita hepatitis B khronik HBsAg sebesar > 2%, maka harus diberikan vaksinasi hepatits B untuk wisatawan yang tidak kebal terhadap virus hepatitis B, yang akan melancong kedaerah demikian.
Informasi lengkap tentang hepatitis B dan wisatawan bisa dibaca di website ini:
www.selukbelukvaksin.com – Traveler Vaccines – Vaksin untuk Wisatawan


Apa saja tanda dan gejalah terjadi infeksi virus hepatitis B ?
          Tanda dan gejalah infekksi virus hepatitis B ini berbeda berdasarkan usia penderitanya. Umumnya anak dibawah usia 5 tahun dan orang dewasa yang mengalami kelainan sistim pertahanan tubuh (immuno-supressived) adalah tidak ditemukan tanda dan gejalah apapun.
Sedangkan 30 – 50% orang yang berusia > 5 tahun, akan ditemukan tanda dan gejalah awal, seperti misalnya :
·         demam
·         rasa lelah
·         kehilangan nafsu makan
·         rasa mual dan muntah
·         nyeri daerah perut
·         warna urin yang gelap
·         warna kotoran yang pucat seperti warna dempul
·         nyeri dan sakit sendi
·         warna kuning pada kulit, selaput lendir mata dan kuku
Orang dengan infeksi khronik virus hepatitis B juga mungkin tidak ditemukan tanda dan gejalah yang khas, atau mungkin adanya tanda dan gejalah seperti sirosis hati hingga kanker hati

Berapa lama masa inkubasi virus hepatitis B ?
          Sekitar 2 – 6 bulan. Rata-rata tanda dan gejalah berlangsung selama 90 hari (rentang waktu antara 60– 150 hari) setelah terpapar dengan virus hepatvitis B.

Kapan terlihat gejalah hepatitis B akut, dan berlangsung berapa lama ? 
          Biasanya gejalah berlangsung selama beberapa  minggu, tetapi bisa juga bertahan hingga lebih dari 6 bulan lamanya.

Seberapa serius penyakit hepatitis B akut ini ?
          Infeksi akut virus hepatitis B bisa berlangsung dengan tidak ada gejalah atau gejalah dengan bentuk yang sedang saja , hingga ke bentuk yang sangat berat, meskipun ini tidak sering terjadi. Penyakit akan menjadi lebih berat pada orang dewasa berusia diatas 60 tahun. Angka kematian infeksi akut pernah dilaporkan sebesar 0.5 – 1 % .

Seberapa serius infeksi khronik virus hepatitis B ?
          Untuk mereka yang terinfeksi semasa kecil maka sebanyak 25% menjadi bentuk yang khronik, sebanyaak 15% untuk mereka yang terinfeski setelah masa kecill itu, akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa, karena akibat sirosis atau kanker hati. Dan sisanya tetap tanpa tanda dan gejalah hingga terjadinya sirosis dan kanker hati pada saat mereka telah dewasa. Angka kematian karena penyakit  sirosis atau kanker hati sekitar satu juta pertahun diseluruh dunia

Berapa besar kemungkinan infeksi virus hepatitis B menjadi bentuk yang khronik ?
          Berapa besar kemungkinan infeksi virus hepatitis B menjadi bentuk infeksi yang khronik ini tergantung pada usia orang tersebut pada waktu terinfeksi  untuk pertama kalinya. Untuk bayi , maka sekitar 90% menjadi bentu infeksi khronik, dan 25%- 50% menjadi bentuk khronik untuk anak yang sudah berusia 1 -5 tahun.
          Sedangkan untuk orang dewasa, hampir 95% akan sembuh total setelah terinfeksi virus hepatitis B ini, dan hanya sekitar 5 – 10 % yang akan berkembang menjadi bentuk infeksi yang khronik, dengan segala konsekuensinya, yaitu sirosis hati atau kanker hati.

Bagaimana mengobatai infeksi virus hepatitis B ?
          Tidak ada pengobatan yang tepat untuk infeksi bentuk akut, kecuali hanya pengobatan penunjang/supportive therapy saja.
          Sedangkan untuk infeksi bentuk khronik, terdapat beberapa macam obat anti virus yang bisa kita pergunakan, misalnya adefovir dipivoxil, interferon alfa-2b, pegylated interferon alfa-2a, lamivudine, entecavir, dan telbivudine.
          Orang dengan infeksi khronik virus hepatitis memerlukan pemeriksaan dan evaluasi medis yang teratur dan pemantauan yang rutin untuk menilai perkembangan penyakitnya dan menilai kerusakan organ hati akibat kanker hati tersebut.


Vaksin dan imunisasi Hepatitis B
Siapa yang diharus diberikan vaksinasi hepatitis B ?
          Menurut  rekomendasi ACIP (The Advisory Committee on Immunization Practices ) maka orang-orang yang disebut dibawah ini memerlukan vaksniasi untuk mencegah penyakit hepatitis B  :
·         Semua bayi , sejak dilahirkan
·         Semua anak berusia <19 tahun, yang belum pernah divaksinasi anti hepatitis B sebelumnya
·         Partner sexual yang mempunya HBsAg yang  positive
·         Multiple sexual partner (mempunyai partner sexual >1 dalam kurun waktu 6 bulan)
·         Orang yang sedang menjalankan pengobatan penyakit kelamin
·         Orang homosexual
·         Pemakai obat injeksi
·         Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepattis B
·         Pekerja bidang kesehatan dan laboratorium yang berhubunan dengan darah dan cairan tubuh
·         Penderita penyakit ginjal stadium akhir termasuk pre-dialisa, hemodialisa,  peritoneal dialisa, dan pasien dialisa dirumah
·         Penghuni dan pengurus rumah penderia gangguan perkembangan orang cacat
·         Wisatawan
·         Penderia penyakit hati khronik
·         Penderita dengan infeksi HIV AIDs
·         Pasien diabetes mellitus dewasa berusia antara 19 – 59 tahun yang belum divaksinasi
·         Semua orang yang memerlukan perlindungan terhadap kemungkinan infeksi virus hepatitiis B

Vaksinasi hepatitis B untuk orang dalam situasi dan kondisi khusus:
          Sesuai dengan rekomendasi ACIP ( The Advisory Committee on Immunization Practices), dalam situasi dan kondisi tertentu, maka orang-orang dibawah ini perlu diberikan vaksin dan imunisasi untuk mencegah infeksi virus hepatitis B, misalnya :
·         Klinik atau fasilitas pengobatan penyakit kelamin
·         Klinik atau fasilitas pengujian dan pengobatan penyakit HIV
·         Klinik atau fasilitas untuk pengobatan dan pencegahan ketergantungan obat
·         Klinik atau fasiltas untuk orang-orang pemakai  obat suntik
·         Lembaga pemayarakatan atau rumah penjara
·          Klinik atau fasilitas untuk orang homosexual
·          Klinik atau fasilitas untuk penyakit ginjal dan hemodialisa
·          Klinik dan fasilitas perawatan untuk orang gangguan perkembangan dan orang cacat



Seputar Vaksin Hepatitis B
          Saat ini telah banyak tersedia vaksin hepatitis B untuk mencegah infeksi virus hepatitis B, ada yang langsung di import dari pembuat vaksin diluar negeri ada juga vaksin hepatitis B yang dibuat oleh pabrik vaksin dalam negeri, seperti PT. Bio Farma di Bandung Indonesia.
          Kemudian kita juga dengan mudah mendapatkan pilihan vaksin hepatitis B yang monovalent atau vaksin hepatitis B yang di-kombinnasi dengan vaksin lain untuk mencegah penyakit infeksi lainnya . Misalnya kombinasi vakksin Hepatitis B dengan vaksin DTP,kombinasi hepatitis B dengan DTP-HIB-IPV dan lain-lainnya.
          Penyakit hepatitis ini bisa ditimbulkn oleh 5 jenis serotipe virus hepatitis, yaitu serotipe A, serotipe B, serotipe C, serotipe D dan serotipe E. Semua dengan sifat kharekristik yang mirip dalam gejalah penyakit hati yang ditimbulkannya, namun juga berbeda dalam hal perjalanan penyakitnnya pada manusia, ada yang bersifat akut dan sembuh dengan sendirinya/self limiting, ada yang bisa berkembang menjadi bentuk yang khronik menahun dengan komplikasi berupa sirosis dan kenker hati yang berujung fatal.
          Kemudian ada yang bisa kita cegah dengan pemberian vaksinasi dan imunisasi sebelum terinfeksi dengan virus tersebut, namun juga ada serotipe yang hingga  kini belum ada vaksin untuk mencegahnya, misalnya serotipe C dan E.
          Sedangkan cara penularannya juga berbeda, misalnya serotipe A dan E, hanya menular melalui makanan dan minuman juga benda yang tercemar dengan kotoran manusia yang mengadung virus serotipe A dan E , ini yang dikenal sebagai cara infeksi feco-oral route.
          Sedangkan serotipe B dan C hanya bisa menular melalui darah dan cairan tubuh penderita atau pembawa virus serotipe ini. Cairan tubuh yang dimaksud adalah cairan vagina, sperma dan juga serum dan darah penderiita atau pembawa virus hepatitis serotipe B dan C ini.
          Sudah banyak bukti bahwa virus hepatitis bisa ditularkan melalui bahan-bahan seperti diatas, misalnya pernah dilaporkan kejadian wabah hepatitis B melalui vaksin yang dibuat dari serum penderita atau pembawa virus hepatitis. Juga pernah terjadi karena pemakaian jarum suntik yang berulang-ulang, sehingga terjadi penularan virus dan terjadinya penyakit hepatitis.
          Penyakit hepatitis B yang penularannya melalui darah, cairan tubuh dan jarum suntik, yang lebih banyak terjadi pada orang dewasa, dikenal juga sebagai “serum hepatitis”  atau “parenteral hepatitis”.
          Sebaliknya penyakit hepatitis A yang cara menularnya feco-oral, juga lebih banyak terjadi pada anak-anak, dikenal sebagai “infectious hepatitis”


Sejarah Pembuatan Vaksin Hepatitis B:
          Penemuan sebab penyakit hepatitis B adalah terobosan dunia kedokteran yang luar biasa  di abad ke 20 ini.
          Pada tahun 1965, Dr. Blumberg dan koleganya melaporkan penemuan isoprecipin yang disebut Australian Antigen pada suku aborigin di Australia.  Rupanya antigen ini tersebar diseluruh dunia dan ditemukan pada orang sehat, misalnya ditemukan < 1% didaerah Amerika Utara dan Eropa, dan 6 – 25% didaerah tropis dan Asia Tenggara. Australian antigen ini berkaitan dengan kejadian infeksi virus hepatitis B.
          Sepuluh tahun kemudian, virus HBV yang besarnya hanya 42 nm (nano mikron), berhasil ditemukan dengan bantuan mikroskop elektron, kemudian juga ditemukan adanya zat antibody terhadap HBV(Hepatitis B Virus). Dari serum ini dibuatkan Imuno-globulin hepatitis B untuk mengobati infeksi virus hepatitis B.
          Pada tahun 1970, Dr. Krugman dan kolega memanaskan virus hepatitis B untuk mengetahui apa yang terjadi dengan keganasan virus tersebut.Ternyata setelah pemanasan 1 menit, mereka menemukan bahwa virus itu sudah tidak bisa menular lagi karena sudah mati karena pemanasan, namun masih mempunyai kemampuan merangsang sistim imunologi tubuh untuk membuat zat antibody melawan jenis virus hepatitis B ini
          Maka sejak 1980  orang mulai membuat vaksin dengan antigen virus hepatitis B dari plasma manusia pembawa virus hepatitis B ini.
          Tetapi vaksin yang dibuat dari plasma manusia ini adalah mahal dan tidak aman, karena sering menyebabkan timbulnya penyakit hepatitis B atau penyakit lainnya pada orang yang diberikan suntikan vaksin dari plasma manusia ini. Sehingga mulai dicari jalan lain untuk membuat vaksin yang aman namun tetap murah terjangkau.
          Sampai kemudian orang berhasil menemukan cara pembuatan vaksin secara bio-engineering atau tehnik DNA rekombinan, dengan hanya memakai bagian molekul DNA genetik virus hepatitis B, yang disisipkan dalam struktur genetik sel lain, dalam hal ini dipilih sel ragi (Saccharomyces cervisiae,ragi roti). Dengan cara genetic engineering atau DNA rekombinan tehnik ini, maka vaksin hepatitis B ini bisa dibuat dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya pembuatan yang jauh lebih murah, namun tidak mengurangi tingkat efektifitas dan keamanan vaksin ini.

Vaksin Heatitis B yang ada di Indonesia:
Pabrik Pembuat Vaksin
Nama Vaksin
Jenis Vaksin
PT. Bio Farma (Indonesia)
Vaksin Hepatitis B
DNA Rekombinan
GlaxoSmithKline (Belgia)
Engerix B
Twinrix
(Gabungan Vaksin Hepatitis A dan Vaksin Hepatitis B)
DNA Rekombinan
DNA Rekombinan
Sanofi Pasteur (Prancis)
Euvax B
DNA Rekombinan
MSD (Amerika)
Hib Vax II
DNA Rekombinan

Dosis dan Skema Imunisasi Hepatitis B :
Tergantung pabrik pembuat vaksin hepatitis B ini, maka dosis remaja dan dewasa adalah antara 20 microgram perkali suntikan
Sedangkan bayi dan anak adalah 10 microgram perkali suntikan
Kecuali MSD HB Vax II, dosis dewasa adalah 10 microgram dan bayi anak adalah 5 microgram perkali suntikan.

Jadwal vaksinasi adalah : 0 bulan1 bulan dan 6 bulan (imunisasi lengkap terdiri 3 kali suntikan)
** Untuk penderita penyakit ginjal yang menjalankan cuci darah atau hemodialisa, diberikan 2 x lipat dosis orang dewasa perkali suntikan, dengan jadwal suntikan 0 bulan, 1 bulan dan 6 bulan.


Stabilitas Vaksin Hepatitis B
          Seperti umumnya vaksin yang dibuat dari antigen mati /killed vaccines, maka suhu yang dianjurkan untuk penyimpanan dan transpotasi vaksin hepatitis B ini adalah antara 2 – 8 derajat Celcius.
          Bila mematuhi suhu penyimpanan yang dianjurkan, maka vaksin bertahan hingga 3 tahun sejak waktu pembuatan di pabriknya. Namun bila terjadi pelanggaran rantai dingin / cold chain suhu penyimpanan, maka usia vaksin menjadi berubah pendek sesuai dengan berapa lama vaksin tersebut terpapar dengan suhu diluar lingkup anjuran rantai dingin tersebut (Vaccine  Expiration Date).
          Bila terpapar lama dengan suhu diluar lingkup rantai dingin, maka vaksin menjadi tidak efektif lagi, artinga tidak bisa diandalkan untuk mencegah suatu penyakit infeksi yang ditargetkan. Sehingga sipenerima vaksin ini harus segera  diberikan vaksinasi ulang dengan vaksin yang baik.



Effektifitas Vaksin Hepatitis B
Efektifitas untuk kelompok Pre Exposure :
Efektifitas vaksin hepatitis B untuk kasus dimana orang belum terpapar dengan virus hepatitis B adalah antara 80 -100 % . Uji klinik ini dilakukan untuk kelompok homosexual, tenaga kesehatan dan paramedik, staf diklinik hemodialisa dan pasien hemodialisa.

Efektifitas untuk kelompok Post Exposure :
          Efektifitas vaksin hepatitis B untuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis B adalah sebesar 85% – 95% , dimana bayi tersebut juga diberikan imunoglobuin hepatitis B .
          Bila dalam pemeriksaan jumlah antibody (titer antibody) didalam darah ditemukan titer > 10 mIU / mL , maka artinya orang tersebut sudah kebal dan akan terlindung dari infeksi virus hepatitis B ini

Respon Setelah Vaksinasi atau imunisasi dengan vaksin hepatitis B :
          Reaksi sistim imunologi tubuh pada setiap individu yang mendapatkan vaksinasi atau imunisasi vaksin hepatitis B itu berbeda-beda, pada umumnya dan pada individu yang sehat dan reaksi imunologi tubuhnya normal, maka dalam waktu sekitar 10 hari hingga 2 minggu kita telah bisa mendeteksi adanya zat antibody terhadap virus hepatitis B didalam darahnya.
          Namun pada keadaan tertentu, misalnya orang berusia lanjutbayi yang premature, atau pada orangkelebihan berat badan atau obesitas, maka reaksi atau respons sistim imunologi tubuhnya akan lebih lamban atau tidak sebanding dengan jumlah dosis vaksin hepatitis B yang diberikan.
Demikan juga pada mereka yang kita golongkan sebagai “low responder“, yaitu mereka yang setelah mendapatkan dosis yang adekuat vaksin hepatitis B, namun respon imunologi tubuhnya tidak seperti yang seharusnya, sehingga bila kita mengukur jumlah atau titer antibody dalam darahnya, maka titernya tidak mencapai atau lebih < dari 10 mIU/mL yang seharusnya.
          Golongan “low resonder” ini sampai saat ini tidak kita ketahui apa sebabnya, namun diduga ada kaitan dengan faktor genetika atau sifat bawaan sejak lahir.
Sehingga solusinya untuk golongan yang “low responder” ini yaitu kita dapat mengulang vaksinasinya ataumengganti vaksin hepatitis B dari pabrik pembuat vaksin yang lain, bila masih juga tidak berhasil, maka dapat diberikan dosis dobel atau dua kali lipat dari dosis dewasa normal perkali suntikan, dengan harapan bahwa peningkatan jumlah antigen vaksin hepatitis B akan cukup merangsang sistim imunologi tubuhnya untuk memproduksi jumlah antibody hepatitis B yang adekuat, yaitu > 10 mIU/ mL darah.
Suntikan penguat atau dosis booster perlu diberikan untuk golongan “low respoder” ini

Apakah kita memerlukan dosis booster/dosis penguat vaksin hepatitis B ?
Jawabannya adalah kita tidak perlu dosis booster atau dosis penguat untuk vaksin hepatitis B, hal ini terutama berlaku untuk orang penerima vaksin yang sehat dan normal, yang telah mendapatkan seri vaksinasi 3 dosis yang lengkap.
Tetapi dosis penguat atau dosis booster diperlukan untuk :
·         orang dengan kelainan sistim pertahanan tubuh misalnya mereka yang mendapatkan pengobatan kortiko steroid,
·         mereka yang menderia penyakit HIV AIDs,
·         bagi pasien ginjal yang menjalankan proses cuci darah atau hemodialisa

Apakah efek samping  dari vaksin hepatitis B ?
          Vaksin hepatitis B adalah relatif aman untuk bayi dan anak, juga orang dewasa dan orang berusia lanjut. Semenjak tahun 1982, vaksin hepatitis B ini telah digunakan lebih dari 1 miliard dosis seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Efek samping karena sifat vaksin hepatitis B (vaccine reactogenicity) :
          Yaitu berupa reaksi lokal ditempat suntikan vaksin berupa kemerahan dan nyeri ditempat suntikan (3 – 29%), dan terjadi demam dengan suhu tubuh sekitar atau > 37.7 derajat C (1 – 6%). Dan semua efek samping karena sifat vaksin sendiri akan menghilang dan sembuh dalam waktu < 24 jam.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Vaksin -KIPI (Adverse events) :
          Banyak uji klinik telah dilakukan membuktikan bahwa vaksin hepatitis B ini cukup aman, dan belum ada kejadian ikutan pasca imunisasi yang berhubungan sebab akibat dengan vaksin hepatitis B ini.
·          Reaksi anafilaksis/alergi/hipersensitif terhadap vaksin atau komponen terkandung dalam vaksin.  Dilaporkan 1 kejadian per 1.1 juta dosis pemakaian vaksin hepatitis B pada remaja dan orang dewasa
·         GBS atau Guillain Barre Syndrom, suatu penyakit atau gangguan pada sistim saraf juga pernah dilaporkan, namun hubungan sebab akibat gangguan dengan pemakaian vaksin hepatitis B ini masih perlu dibuktikan
·         Multiple Sclerosis pasca imunisasi vaksin hepatitis B juga pernah dilaporkan pada anak anak, namun hal ini melalui penelitain yang panjang lebar dan juga dilakukan uji klinik untuk membuktikan hubungan sebab akibat,  namun hingga saat ini para ahli belum berpendapat bahwa gangguan ini disebabkan oleh vaksin hepatitis B ini.

Kontraindikasi vaksin hepatitis B
Vaksin hepatitis B ini adalah kontra indikasi untuk orang yang alergi atau hipersensitif terhadap komponen dalam vaksin atau sensitif terhadap ragi roti, meskipun hal ini jarang terjadi atau dilaporkan.
Vaksin hepatitis B bukan kontra indikasi bagi:
·         penderita GBS (Guillain Barre Syndrom),
·         penderita MS (Multiple Sclerosis) dan
·         penyakit auto-imun seperti penyakit lupus erithemotosus, atau penyakit rheumatoid arthritis (Radang sendi)
·         Wanita hamil dan menyusui


                    - http://selukbelukvaksin.com/seputar-vaksin-hepatitis-b/

2 comments:

  1. thanks gan ats infonya

    http://obathepatitisb.infosehatalami.com/cara-penularan-penyakit-hepatitis-b/

    ReplyDelete
  2. thanks atas infonya, ditunggu artikel yang lainnya

    http://obathepatitisb.infosehatalami.com/komplikasi-penyakit-hepatitis-b/

    ReplyDelete