Showing posts with label vaksin hepatitis b. Show all posts
Showing posts with label vaksin hepatitis b. Show all posts

Thursday, November 17, 2016

BEDA VAKSIN HEPATITIS B DEWASA DAN ANAK BAYI

anti Hbs setelah imunisasi hepatitis B lengkap pada bayi 

   Saat ini ada sekitar 80% orang dewasa yang tidak memiliki kekebalan terhadap infeksi hepatitis B. Banyak yang berpikir jika mendapatkan vaksinasi lengkap saat bayi saja sudah cukup. Ketika mereka diberitahu masalah vaksin hepatitis B dewasa maka pertanyaan yang sering muncul adalah "Apa beda vaksin hepatitis B dewasa dan anak bayi? Bukankah dulu kita waktu bayi sudah diimunisasi hepatitis B ya?". Mari kita bahas bersama dalam tulisan kali ini.
   Ketika bayi dulu kita memang sudah mendapatkan imunisasi/vaksinasi hepatitis B secara lengkap (jika mengikuti program pemerintah dengan baik). Antibodi yang terbentuk biasanya sudah mencapai kadar maksimal, biasanya mencapai ribuan mIU/ml, padahal kita hanya membutuhkan sekitar 10 mIU/ml. Seiring berjalannya waktu kadar antibodi semakin menurun yang sering juga disebut sebagai "waning immunity" atau memudarnya imunitas.
   Pada tulisan kali ini kami mengambil grafik dari salah satu jurnal yang cukup bagus. Penelitian kali ini dilakukan selama 22 tahun setelah bayi mendapatkan imunisasi hepatitis B lengkap, sehingga ini bukan penelitian yang main-main mengingat lamanya penelitian tersebut. Dalam grafik tersebut tampak penurunan jumlah orang yang kadar antibodinya masih di atas 10 mIU/ml, artinya semakin sedikit orang yang masih terlindungi oleh infeksi hepatitis B. Pada penelitian tersebut dibagi ke dalam 3 kelompok besar dimana warna biru adalah orang-orang yang memiliki kadar antibodi lebih dari 999 setelah imunisasi lengkap saat bayi, warna hijau adalah orang-orang yang memiliki kadar antibodi antara 99-999, sedangkan warna hitam yang kurang dari 99. Ketiga kelompok tersebut diikuti perkembangan kadar antibodinya selama 22 tahun dan muncullah grafik tersebut. Pada kelompok yang memiliki respon antibodi terbaik (kelompok biru), setelah 22 tahun hanya sekitar 30% orang yang masih memiliki kadar antibodi di atas 10 mIU/ml. Kelompok hijau pun tidak jauh berbeda, sedangkan kelompok hitam hanya tinggal sekitar 15%. Untuk usia lainnya bisa Anda lihat pada grafik. Pertanyaan berikutnya adalah "Usia berapa Anda saat ini?". Jika penelitian tersebut dilanjutkan, bisa jadi ketika usia 25 tahun sudah tidak ada satu orang pun yang masih memiliki antibodi terhadap hepatitis B.
   Pendapat lainnya adalah sebenarnya kita semua memiliki imun memori, dimana meskipun kadar antibodi telah mencapai 0 mIU/ml tetapi ketika kita terpapar infeksi hepatitis B (dan dulu kita sudah mendapatkan vaksin hepatitis B lengkap) maka seketika antibodi kita akan naik tinggi untuk melindungi kita. Pendapat ini sangat susah dibuktikan dengan penelitian karena banyak faktor yang berpengaruh seperti berapa kali kita terpapar virus hepatitis B selama hidup. WHO pun menyatakan bahwa setelah usia 22 tahun efektivitas vaksin yang kita terima saat bayi untuk melindungi kita dari infeksi hepatitis B masih dipertanyakan (rekomendasi lemah). Artinya imun memori ini berfungsi mirip seperti otak kita. Misal dulu kita menghapal 5 buku hingga detail, maka seiring waktu jika kita tidak menggunakan ilmu tersebut lambat laun pasti hampir semua isi buku tersebut akan terlupakan apalagi setelah 22 tahun. Kecuali Anda sering mengajar materi seputar buku tersebut maka mungkin masih ada sekitar 70% isi buku tersebut yang masih diingat. Nah ketika ujian datang (kita analogikan saat kita terpapar virus) maka mana yang lebih aman, kita belajar lagi 5 buku tersebut sebelum ujian atau berharap pada memori kita tadi? Pasti Anda lebih memilih untuk belajar lagi sebelum ujian kan. Nah proses belajar lagi ini lah yang kita analogikan sebagai vaksin kembali saat dewasa.
   Kemudian, apakah ada perbedaan isi dari vaksin hepatitis B dewasa dengan vaksin hepatitis B anak? Ada beberapa vaksin yang sediaan anak dan dewasa dosisnya sama, tetapi vaksin hepatitis B ini memiliki dosis yang berbeda. Dahulu vaksin hepatitis B menggunakan virus hidup, sehingga bisa jadi penelitian yang dilakukan selama 22 tahun ke belakang tadi masih menggunakan vaksin hidup tadi karena vaksin hepatitis B model baru (rekombinan) baru dilisensi sekitar tahun 1986. Vaksin rekombinan tidak menggunakan virus asli, tapi menggunakan rekayasa genetik untuk membuat virus seperti virus hepatitis B, artinya keamanan lebih tinggi. Keunggulan vaksin hidup adalah memberikan respon imun yang lebih tinggi karena menyerupai infeksi aslinya, tapi kerugiannya adalah virus dalam vaksin tersebut bisa aktif kembali dan justru menyebabkan infeksi hepatitis B meskipun jarang. Jika kita mendapat infeksi aslinya kita akan mendapatkan respon antibodi yang lebih tinggi lagi, tetapi siapa yang mau terkena infeksi ini. Untuk itu lah dikembangkan vaksin rekombinan yang jauh lebih aman. Vaksin hepatitis B yang beredar saat ini semuanya merupakan vaksin rekombinan, sehingga bisa jadi jika ada penelitian seperti di atas lagi dimana semua responden menggunakan vaksin hepatitis B rekombinan maka tidak membutuhkan waktu hingga 22 tahun untuk membuat kelompok-kelompokt tersebut tersisa 20%, bahkan mungkin hanya dibutuhkan waktu 10 tahun. Indonesia sendiri mulai menggunakan vaksin hepatitis B rekombinan secara luas di awal tahun 2000'an.
   Kembali lagi pada kandungan vaksin hepatitis B. Kandungan vaksin hepatitis B pada dewasa kurang lebih sama dengan vaksin hepatitis B pada anak, yang membedakan hanya dosisnya saja, dimana dosis pada dewasa sebesar 20 microgram (1 ml) sedangkan pada anak sebesar 10 microgram (0,5 ml). Batas usia antara anak dan dewasa di sini adalah 13 tahun, sehingga untuk usia 13 tahun ke atas digunakan dosis dewasa. Variasi biasanya terdapat antar merek, dapat berupa variasi ajuvan, bahan preservatif, dll. Saat ini terdapat 3 merek vaksin hepatitis B yang terpisah dari vaksin lainnya yang terdapat di Indonesia, yaitu produk lokal kita dari Biofarma dengan merek vaksin hepatitis B rekombinan, kemudian produk impor keluaran GSK merek Engerix B, dan produk impor keluaran Sanofi Pasteur dengan merek Euvax B.
   Kasus infeksi hepatitis B itu jauh lebih banyak dibanding HIV, sehingga tiap akan ada tindakan di rumah sakit seperti rawat inap, operasi, persalinan, dll wajib cek hepatitis B dan bukannya HIV karena peneluran infeksi hepatitis B bisa 255 hingga 4.000 kali lebih menular. Infeksi ini sangat mudah menular bahkan dari sikat gigi sekalipun, karena virus hepatiti B dapat hidup di luar tubuh penderita hingga minimal lebih dari 7 hari. Itulah sebabnya orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B dan pekerja di rumah sakit sangat mudah sekali tertular infeksi ini tanpa mereka sadari. Saat ini orang hanya tahu bahwa infeksi HIV paling berbahaya, padahal infeksi hepatitis B itu sama berbahayanya, sama besar resiko kematiannya dan justru lebih cepat kematiannya, dan sama-sama tidak ada obat yang benar-benar efektif untuk menghentikan infeksi ini. Obat-obatan yang digunakan seumur hidup untuk kedua infeksi tadi sifatnya hanya mengurangi laju infeksi, bukan menghilangkan penyakit yang sudah ada. Jadi, apakah Anda yakin bahwa Anda masih terlindungi dari infeksi hepatitis B?

Sunday, October 11, 2015

IMUNISASI DENGAN VAKSIN HEPATITIS B JOGJA

sumber: http://www.klinikraisha.com

   Saat ini angka kejadian infeksi Hepatitis B masih cukup mencemaskan. Seperti telah disebutkan pada artikel sebelumnya bahwa di Indonesia berdasarkan hasil dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 diketahui memiliki angka kejadian hepatitis 1 diantara 100 orang, dimana 21,8% nya karena infeksi hepatitis B. Berarti kejadian infeksi hepatitis B di Indonesia sekitar 1 diantara 400 orang. Bisa dibayangkan jika kita sedang berkumpul dengan 400 orang maka salah satunya adalah penderita hepatitis B. Angka kejadian ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan data Riskesdas tahun 2007. Riskesdas ini dikeluarkan langsung oleh Depkes RI, jadi data yang ada di dalamnya bukanlah data yang sembarangan.
   Penularannya pun sangat mudah. Bahkan melalui pisau cukur dan sikat gigi yang terkontaminasi dari darah atau cairan selaput lendir seperti dari mulut penderita. Lebih mengerikan lagi, virus ini mampu bertahan hidup di luar tubuh hingga minimal 7 hari. Bayangkan ketika Anda sedang cukur di tempat cukur dan kita tidak tahu siapa saja yang juga cukur dan menggunakan pisau cukur yang sama selama 7 hari sebelumnya.
   Kemudian, bagaimana dengan di Jogja? Yogyakarta memiliki angka kejadian hepatitis sedikit di bawah level nasional. Hal ini dikarenakan...

TANYA JAWAB SEPUTAR VAKSIN IMUNISASI HEPATITIS B

sumber: http://www.klinikraisha.com

1. Mengapa isu infeksi hepatitis B dan vaksinasi hepatitis B ini menjadi sangat penting untuk dibahas?
   Berdasarkan data dari Riskesdas 2013, 1 dari 100 orang Indonesia terinfeksi hepatitis, dan 28% nya diakibatkan oleh infeksi hepatitis B. Berarti sekitar 1 di antara 400 orang Indonesia terinfeksi hepatitis B. Begitu banyaknya hingga setiap pasien yang akan dilakukan suatu tindakan seperti operasi, persalinan, bahkan sekedar rawat inap perlu dilakukan pemeriksaan HBsAg untuk memastikan mereka tidak terinfeksi hepatitis sehingga tidak menularkan ke karyawan rumah sakit. Sekali lagi saya tekankan yang dicek adalah hepatitis bukan HIV AIDS yang sering kita takutkan selama ini, karena angka kejadian dan penularannya lebih tinggi, dan tingkat mortalitasnya pun juga bisa dibilang lebih tinggi dan terjadi lebih cepat.

2. Siapa saja yang sebaiknya mendapatkan vaksin hepatitis B?
   ACIP (The Advisory Committee on Immunization Practices ) merekomendasikan vaksinasi / imunisasi orang-orang yang memiliki faktor resiko tinggi seperti di bawah ini:
  • Semua bayi, sejak dilahirkan
  • Semua anak berusia
  • Partner seks yang mempunya HBsAg yang  positive
  • Multiple sexual partner (mempunyai partner seks >1 dalam kurun waktu 6 bulan)
  • Orang yang sedang menjalankan pengobatan penyakit kelamin
  • Pasangan homosexual
  • Pemakai obat injeksi
  • Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B
  • Pekerja bidang kesehatan dan laboratorium yang berhubunan dengan darah dan cairan tubuh
  • Penderita penyakit ginjal stadium akhir termasuk pre-dialisa, hemodialisa,  peritoneal dialisa, dan pasien dialisa dirumah
  • Penghuni dan pengurus rumah penderita gangguan perkembangan orang cacat
  • Wisatawan
  • Penderita penyakit hati kronik
  • Penderita dengan infeksi HIV AIDs
  • Pasien diabetes mellitus dewasa berusia antara 19 – 59 tahun yang belum divaksinasi
  • Semua orang yang memerlukan perlindungan terhadap kemungkinan infeksi virus hepatitis B

3. Apakah vaksinasi / imunisasi aman untuk saya?
   Seperti halnya sebuah obat, kemungkinan terjadinya efek samping atau reaksi yang tidak diinginkan tetap saja ada, tetapi kemungkinan terjadi reaksi berat teramat sangat kecil terlebih lagi produk vaksin hepatitis B yang beredar saat ini berbeda dengan yang beredar puluhan tahun yang lalu dimana yang digunakan bukan virus utuh melainkan hanya rekombinan dari protein penyusun virus. Jadi tidak mungkin vaksin ini akan menyerang penerima vaksin. Jika dianalogikan seperti memasukkan kaki palsu seorang penjahat ke dalam tempat penyimpanan harta, maka tidak mungkin harta itu akan hilang. Tentunya berbeda dengan memasukkan penjahat yang sudah tampak lemah ke dalam tempat penyimpanan harta, maka masih ada kemungkinan penjahat itu menjadi sehat kembali dan mencuri harta tersebut.