Pendahuluan:
Penyakit hepatitis karena virus telah diketahui sejak zaman
dahulu kala, namun tentang jenis dan macam virus hepatitis ini baru diketahui
akhir-akhir ini. Dari 5 jenis serotipe virus penyebab penyakit hepatitis
pada manusia, diketahui bahwa virus hepattis B (HBV) adalah penyebab dan
menjadi beban utama dari semua jenis penyakit hepatits di dunia.
Sejak 40 tahun yang lalu, telah dilakukan sejumlah usaha
dan pencapaian untuk lebih mengerti sebab musabab penyakit hepatitis pada
manusia, riwayat penyakit hepatitis alamiah, data dan sifat epidemiologi
penyakit, atau penyebaran penyakit hepatitis pada manusia, dan usaha kesehatan
masyarakat untuk mengendalikan penyakit hepatitis B.
Vaksin yang terjangkau dan strategi pencegahan penyakit
hepatitis B yang efektif, telah dilakukan diseluruh dunia, lebih dari 150
negara telah mempergunakan vaksin hepatitis B dalam program pencegahan dan
vaksinasi imunisasi hepatitis B, dan berkat usaha badan kesehatan pemerintah
dan organisasi kesehatan dunia, telah memungkinkan negara-negara miskin juga
memakai vaksin hepatitis B.
Dengan berlanjutnya usaha vaksinasi rutin hepatitis B bagi
bayi dan anak diseluruh dunia, maka infeksi hepatitis B khronik pada anak-anak
akan menurun sangat bermakna dalam jangka waktu 10 – 15 tahun mendatang, yang
pada gilirannya juga akan menurunkan dengan sangat bermakna angka kematian
karena penyakit kanker hati dan penyakit sirosis hati yang disebabkan oleh
infeksi virus hepatitis B (HBV).
Dalam bab ini kita akan membahas masalah dan pertanyaan
seputar penyakit hepatitis B pada manusia, tentang vaksin hepatitis B dan
masalah vaksinasi dan imunisasi hepatitis B pada bayi, anak-anak, wanita hamil,
orang dewasa, dan pekerja bidang kesehatan atau jenis pekerjaan lain yang
mempunyai resiko tinggi untuk mendapat infeksi virus hepatitis B (HBV) ini.
Penyakit Hepatitis B :
Infeksi dengan virus hepatitis B menimbulkan sejumlah
gejalah penyakit hati, termasuk didalamnya gejalah yang ditimbulkan karena
infeksi subklinik, penyakit akut hepatitis yang akan sembuh sendiri /self
limiting, dan penyakit hati yang menyeluruh (fulminant ).
Tetapi infeksi virus hepatitis B ini juga bisa menyebabkan
penyakit hati khronik dan berlanjut dengan kematian karena sirosis hati atau
penyakit kanker hati.
Lebih dari 90% bayi dan anak, 10% pada orang dewasa, yang
mendapat infeksi virus hepatitis B akan menderita penyakit hati khronik
dengan gambaran prognosis seperti diatas. Sehingga pencegahan awal terhadap
infeksi virus hepatitis B pada usia dini sangatlah penting.
Infeksi virus hepatitis B adalah melalui kontak darah atau
cairan tubuh lainnya seperti serum, cairan vagina dan sperma. Tidak bisa
menular melalui kontak fisik seperti berjabatan tangan, berpelukan.
Beberapa Data Dan Fakta Penting Tentang
Hepatitis B :
·
Seluruh dunia ada
sejumlah 2.000 juta orang dengan tanda HBsAg yang positif, yang artinya orang
tersebut pernah terpapar dengan infeksi virus hepatitis B selama perjalanan
hidupnya. Bila pada pemeriksaan darah ditemukan HBsAg yang positif terus
menerus selama atau > 6 bulan, maka orang tersebut sudah masuk dalam
golongan penderita hepatitis B khronik , yang kemungkinan besar akan berakhir
dengan sirosis hati atau kanker hati dan kematian.
·
Diseluruh dunia ada
sekitar 350 juta orang yang sudah menjadi penderita penyakit sirosis
hati, terutama tersebar di negara-negara Asia dan Afrika
·
Diseluruh dunia, terjadi
satu juta kematian pertahun sebagai akibat dan komplikasi penyakit hati khronik
seperti sirosis hati dan kanker hati, karena infeksi oleh virus hepatitis B
·
Diseluruh dunia terdapat
80% penderita kanker hati karena infeksi virus hepatitis B
Seperti disebutkan
diatas, bahwa ada 5 jenis serotipe virus hepatitis yang sudah kita ketahui saat
ini. Dan kita juga sudah mngetahui cara penularan sesuai dengan jenis
serotipenya, yaitu :
Serotipe Virus Cara penularan Bisa dicegah
Vaksinasi
Type
A cara feco –
oral
Ya
Type
B Darahdan cairan
tubuh
Ya
Type
C Idem type
B Tidak
Type
D Ko-infeksi type
B
Ya
Type
E cara feco –
oral
Tidak
Catatan : infeksi cara
feco – oral, adalah cara infeksi melalui makanan atau minuman atau benda
yang tercemar dengan kotoran manusia yang mengandung virus hepatitis B,
kemudian dimakan atau diminum oleh orang lain.
Nah ingin tahu
berapa besar kemungkinan kita tertular dengan virus hepatitis B bila kita
bandingkan dengan virus HIV AIDs yang sangat kita takuti itu ?
Jumlah minuman darah yang diperlukan untuk menularkan:
Hepatitis B HIV
AIDs
0,1
ml
0, 00004 ml
Kemungkinan tidak tertularan melalaui jarum suntik yang
terkontaminasi penderita :
Hepatitis B HIV
AIDs
0.5
%
7 – 30 %
Jadi kesimpulan
adalah bahwa biarpun kedua penyakit ini mempunyai cara penularan yang sama,
yaitu melalui darah dan cairan tubuh yang tercemar, namun hepatitis B virus
adalah 100 kali lebih menulardaripada virus HIV AIDs yang sangat
kita takuti itu.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO membagi daerah
endemik berdasarkan jumlah presentase penyakit hepatitis B dan jumlah orang
dengan antigen HBsAg yang positif sewaktu pemeriksaan darah :
– Daerah Endemik Tinggi:
HBsAg >
8% Orang terinfeksi HBV 50 – 90 %
– Daerah Endemik Sedang
: HBsAg 2 – 8% Orang terinfeksi HBV
30 – 50%
– Daerah Endemik
Rendah: HBsAg < 2%
Orang terinfeksi HBV < 30%
Negara yang termasuk
dalam kategori Endemik Tinggi yaitu Asia Tenggara, Asia Tengah, Afrika
Selatan Sahara, negara Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa Timur.
Cara Penularan virus hepatitis B :
Hepatitis B virus bisa ditularkan dengan cara melalui kulit
yang tidak utuh, atau rusak, misalnya karena tusukan jarum, kulit yang lecet,
atau luka, melalui kontak mukosa atau selaput lendir dengan darah atau kontak
dengan cairan tubuh penderita hepatitis B, termasuk :
·
hubungan kelamin dengan
pasangan yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·
memakai jarum suntik
bersamaan pada pecandu obat bius dan narkotik
·
bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·
kontak dengan darah atau
luka dari penderita hepatitis B
·
tertusuk jarum atau
benda tajam lain yang terkontaminasi
·
memakai benda seperti
alat cukur, sikat gigi bersama dengan penderita hepatitis B
Virus hepatitis B tidak bisa menular melalui makanan dan
air, memakai alat makan bersama, ibu yang menyususi bayinya, berpelukan,
berpegangan atau jabatan tangan, sewaktu batuk atau bersin.
Virus hepatitis B bisa bertahan berapa lama di alam terbuka ?
Virus hepatitis B bisa bertahan hidup diluar tubuh manusia
paling sedikit 7 hari, dan masih mempunyai kemampuan untuk menginfeksi tubuh
manusia selama masa tersebut.
Bagaimana caranya membersihkan darah yang kontaminasi virus
hepatitis B dari lingkungan hidup kita ?
Setiap ceceran darah, termasuk darah yang telah mengering,
yang tetap masih bisa menularkan virus hepatitis B, harus dibersihkan dengan
cairan pembersih rumah tangga seperti ditergen atau zat pembersih yang lain
dengan memakai perbandingan 1:10 (1 bagian cairan pembersih rumah tangga : 10
bagian air) untuk membersihkan darah atau darah kering ditempat tersebut. Sebaiknya
sewaktu membersihkan ceceran darah itu juga mempergunakan sarung tangan.
Siapa saja yang berpotensi terinfeksi virus hepatiitis B ?
Berikut ini adalah orang
yang mempunyai potensi besar terinfeksi virus hepatitiis B :
·
bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·
hubungan kelamin dengan
partner yang terinfeksi atau sakit hepatitis B
·
aktifitas sexual yang
sering bergantian pasangan sexualnya, misalnya mempunyai > 1 pasangan
sexual dalam waktu 6 bulan
·
orang homosexual
·
pemakaian obat suntikan
·
tinggal serumah dengan
penderita hepatitis B
·
pekerja bidang
kesehataan dan laboratorium yang sering berhubungan dengan darah atau cairan
tubuh yang terkontaminasi
·
pasien hemodialisa (cuci
darah)
·
penghuni dan pengurus
rumah penitipan anak dengan gangguan dan cacat perkembangan
·
wisatawan yang menuju
negara dengan kategori endemik tinggi dan sedang (sesuai klasifikasi WHO
diatas)
Apakah wisatawan internasional mempunyai resiko tertular virus
hepatitis B ?
Resiko penularan virus hepatitis B untuk wisatawan
internasional adalah relatif rendah, kecuali jika mereka bepergian ke daerah
dengan endemisitas tinggi hingga menengah, yatu daerah dengan angka jumlah
penderita hepatitis B khronik HBsAg sebesar > 2%, maka harus diberikan
vaksinasi hepatits B untuk wisatawan yang tidak kebal terhadap virus hepatitis
B, yang akan melancong kedaerah demikian.
Informasi lengkap
tentang hepatitis B dan wisatawan bisa dibaca di website ini:
www.selukbelukvaksin.com
– Traveler Vaccines – Vaksin untuk Wisatawan
Apa saja tanda dan gejalah terjadi infeksi virus hepatitis B ?
Tanda dan gejalah infekksi virus
hepatitis B ini berbeda berdasarkan usia penderitanya. Umumnya anak dibawah
usia 5 tahun dan orang dewasa yang mengalami kelainan sistim pertahanan tubuh
(immuno-supressived) adalah tidak ditemukan tanda dan gejalah apapun.
Sedangkan 30 – 50% orang
yang berusia > 5 tahun, akan ditemukan tanda dan gejalah awal, seperti
misalnya :
·
demam
·
rasa lelah
·
kehilangan nafsu makan
·
rasa mual dan muntah
·
nyeri daerah perut
·
warna urin yang gelap
·
warna kotoran yang pucat
seperti warna dempul
·
nyeri dan sakit sendi
·
warna kuning pada kulit,
selaput lendir mata dan kuku
Orang dengan infeksi
khronik virus hepatitis B juga mungkin tidak ditemukan tanda dan gejalah yang
khas, atau mungkin adanya tanda dan gejalah seperti sirosis hati hingga kanker
hati
Berapa lama masa inkubasi virus hepatitis B ?
Sekitar 2 – 6 bulan. Rata-rata tanda dan gejalah
berlangsung selama 90 hari (rentang waktu antara 60– 150 hari) setelah terpapar
dengan virus hepatvitis B.
Kapan terlihat gejalah hepatitis B akut, dan berlangsung berapa
lama ?
Biasanya gejalah berlangsung selama beberapa minggu,
tetapi bisa juga bertahan hingga lebih dari 6 bulan lamanya.
Seberapa serius penyakit hepatitis B akut ini ?
Infeksi akut virus hepatitis B bisa berlangsung dengan
tidak ada gejalah atau gejalah dengan bentuk yang sedang saja , hingga ke
bentuk yang sangat berat, meskipun ini tidak sering terjadi. Penyakit akan
menjadi lebih berat pada orang dewasa berusia diatas 60 tahun. Angka kematian
infeksi akut pernah dilaporkan sebesar 0.5 – 1 % .
Seberapa serius infeksi khronik virus hepatitis B ?
Untuk mereka yang terinfeksi semasa kecil maka sebanyak 25%
menjadi bentuk yang khronik, sebanyaak 15% untuk mereka yang terinfeski setelah
masa kecill itu, akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa, karena akibat
sirosis atau kanker hati. Dan sisanya tetap tanpa tanda dan gejalah hingga
terjadinya sirosis dan kanker hati pada saat mereka telah dewasa. Angka
kematian karena penyakit sirosis atau kanker hati sekitar satu juta
pertahun diseluruh dunia
Berapa besar kemungkinan infeksi virus hepatitis B menjadi bentuk
yang khronik ?
Berapa besar kemungkinan infeksi virus hepatitis B menjadi
bentuk infeksi yang khronik ini tergantung pada usia orang tersebut pada waktu
terinfeksi untuk pertama kalinya. Untuk bayi , maka sekitar 90% menjadi
bentu infeksi khronik, dan 25%- 50% menjadi bentuk khronik untuk anak yang
sudah berusia 1 -5 tahun.
Sedangkan untuk orang dewasa, hampir 95% akan sembuh total
setelah terinfeksi virus hepatitis B ini, dan hanya sekitar 5 – 10 % yang akan
berkembang menjadi bentuk infeksi yang khronik, dengan segala konsekuensinya,
yaitu sirosis hati atau kanker hati.
Bagaimana mengobatai infeksi virus hepatitis B ?
Tidak ada pengobatan yang tepat untuk infeksi bentuk akut,
kecuali hanya pengobatan penunjang/supportive therapy saja.
Sedangkan untuk infeksi bentuk khronik, terdapat beberapa
macam obat anti virus yang bisa kita pergunakan, misalnya adefovir dipivoxil,
interferon alfa-2b, pegylated interferon alfa-2a, lamivudine, entecavir, dan
telbivudine.
Orang dengan infeksi khronik virus hepatitis memerlukan
pemeriksaan dan evaluasi medis yang teratur dan pemantauan yang rutin untuk
menilai perkembangan penyakitnya dan menilai kerusakan organ hati akibat kanker
hati tersebut.
Vaksin dan imunisasi Hepatitis B
Siapa yang diharus diberikan vaksinasi hepatitis B ?
Menurut rekomendasi ACIP (The Advisory Committee on
Immunization Practices ) maka orang-orang yang disebut dibawah ini memerlukan
vaksniasi untuk mencegah penyakit hepatitis B :
·
Semua bayi , sejak
dilahirkan
·
Semua anak berusia
<19 tahun, yang belum pernah divaksinasi anti hepatitis B sebelumnya
·
Partner sexual yang
mempunya HBsAg yang positive
·
Multiple sexual partner
(mempunyai partner sexual >1 dalam kurun waktu 6 bulan)
·
Orang yang sedang
menjalankan pengobatan penyakit kelamin
·
Orang homosexual
·
Pemakai obat injeksi
·
Orang yang tinggal
serumah dengan penderita hepattis B
·
Pekerja bidang kesehatan
dan laboratorium yang berhubunan dengan darah dan cairan tubuh
·
Penderita penyakit
ginjal stadium akhir termasuk pre-dialisa, hemodialisa, peritoneal
dialisa, dan pasien dialisa dirumah
·
Penghuni dan pengurus
rumah penderia gangguan perkembangan orang cacat
·
Wisatawan
·
Penderia penyakit hati
khronik
·
Penderita dengan infeksi
HIV AIDs
·
Pasien diabetes mellitus
dewasa berusia antara 19 – 59 tahun yang belum divaksinasi
·
Semua orang yang
memerlukan perlindungan terhadap kemungkinan infeksi virus hepatitiis B
Vaksinasi hepatitis B untuk orang dalam situasi dan kondisi khusus:
Sesuai dengan rekomendasi ACIP ( The Advisory Committee on
Immunization Practices), dalam situasi dan kondisi tertentu, maka orang-orang
dibawah ini perlu diberikan vaksin dan imunisasi untuk mencegah infeksi virus
hepatitis B, misalnya :
·
Klinik atau fasilitas
pengobatan penyakit kelamin
·
Klinik atau fasilitas
pengujian dan pengobatan penyakit HIV
·
Klinik atau fasilitas
untuk pengobatan dan pencegahan ketergantungan obat
·
Klinik atau fasiltas
untuk orang-orang pemakai obat suntik
·
Lembaga pemayarakatan
atau rumah penjara
·
Klinik atau
fasilitas untuk orang homosexual
·
Klinik atau
fasilitas untuk penyakit ginjal dan hemodialisa
·
Klinik dan
fasilitas perawatan untuk orang gangguan perkembangan dan orang cacat
Seputar Vaksin Hepatitis B
Saat
ini telah banyak tersedia vaksin hepatitis B untuk mencegah infeksi virus
hepatitis B, ada yang langsung di import dari pembuat vaksin diluar negeri ada
juga vaksin hepatitis B yang dibuat oleh pabrik vaksin dalam negeri, seperti
PT. Bio Farma di Bandung Indonesia.
Kemudian
kita juga dengan mudah mendapatkan pilihan vaksin hepatitis B yang monovalent
atau vaksin hepatitis B yang di-kombinnasi dengan vaksin lain untuk mencegah
penyakit infeksi lainnya . Misalnya kombinasi vakksin Hepatitis B dengan vaksin
DTP,kombinasi hepatitis B dengan DTP-HIB-IPV dan lain-lainnya.
Penyakit
hepatitis ini bisa ditimbulkn oleh 5 jenis serotipe virus hepatitis, yaitu
serotipe A, serotipe B, serotipe C, serotipe D dan serotipe E. Semua dengan
sifat kharekristik yang mirip dalam gejalah penyakit hati yang ditimbulkannya,
namun juga berbeda dalam hal perjalanan penyakitnnya pada manusia, ada yang
bersifat akut dan sembuh dengan sendirinya/self limiting, ada yang bisa
berkembang menjadi bentuk yang khronik menahun dengan komplikasi berupa sirosis
dan kenker hati yang berujung fatal.
Kemudian
ada yang bisa kita cegah dengan pemberian vaksinasi dan imunisasi sebelum
terinfeksi dengan virus tersebut, namun juga ada serotipe yang hingga
kini belum ada vaksin untuk mencegahnya, misalnya serotipe C dan E.
Sedangkan
cara penularannya juga berbeda, misalnya serotipe A dan E, hanya menular
melalui makanan dan minuman juga benda yang tercemar dengan kotoran manusia
yang mengadung virus serotipe A dan E , ini yang dikenal sebagai cara infeksi
feco-oral route.
Sedangkan
serotipe B dan C hanya bisa menular melalui darah dan cairan tubuh penderita
atau pembawa virus serotipe ini. Cairan tubuh yang dimaksud adalah cairan
vagina, sperma dan juga serum dan darah penderiita atau pembawa virus hepatitis
serotipe B dan C ini.
Sudah
banyak bukti bahwa virus hepatitis bisa ditularkan melalui bahan-bahan seperti
diatas, misalnya pernah dilaporkan kejadian wabah hepatitis B melalui vaksin
yang dibuat dari serum penderita atau pembawa virus hepatitis. Juga pernah
terjadi karena pemakaian jarum suntik yang berulang-ulang, sehingga terjadi
penularan virus dan terjadinya penyakit hepatitis.
Penyakit
hepatitis B yang penularannya melalui darah, cairan tubuh dan jarum suntik,
yang lebih banyak terjadi pada orang dewasa, dikenal juga sebagai “serum
hepatitis” atau “parenteral hepatitis”.
Sebaliknya
penyakit hepatitis A yang cara menularnya feco-oral, juga lebih banyak terjadi
pada anak-anak, dikenal sebagai “infectious hepatitis”
Sejarah
Pembuatan Vaksin Hepatitis B:
Penemuan
sebab penyakit hepatitis B adalah terobosan dunia kedokteran yang luar
biasa di abad ke 20 ini.
Pada tahun 1965, Dr. Blumberg dan koleganya melaporkan
penemuan isoprecipin yang disebut Australian Antigen
pada suku aborigin di Australia. Rupanya antigen ini tersebar diseluruh
dunia dan ditemukan pada orang sehat, misalnya ditemukan < 1% didaerah
Amerika Utara dan Eropa, dan 6 – 25% didaerah tropis dan Asia Tenggara.
Australian antigen ini berkaitan dengan kejadian infeksi virus hepatitis B.
Sepuluh
tahun kemudian, virus HBV yang besarnya hanya 42 nm (nano mikron), berhasil
ditemukan dengan bantuan mikroskop elektron, kemudian juga ditemukan adanya zat
antibody terhadap HBV(Hepatitis B Virus). Dari serum ini dibuatkan
Imuno-globulin hepatitis B untuk mengobati infeksi virus hepatitis B.
Pada
tahun 1970, Dr. Krugman dan kolega memanaskan virus hepatitis B untuk
mengetahui apa yang terjadi dengan keganasan virus tersebut.Ternyata setelah
pemanasan 1 menit, mereka menemukan bahwa virus itu sudah tidak bisa menular
lagi karena sudah mati karena pemanasan, namun masih mempunyai kemampuan
merangsang sistim imunologi tubuh untuk membuat zat antibody melawan jenis
virus hepatitis B ini
Maka
sejak 1980 orang mulai membuat vaksin dengan antigen virus hepatitis B
dari plasma manusia pembawa virus hepatitis B ini.
Tetapi
vaksin yang dibuat dari plasma manusia ini adalah mahal dan tidak aman, karena
sering menyebabkan timbulnya penyakit hepatitis B atau penyakit lainnya pada
orang yang diberikan suntikan vaksin dari plasma manusia ini. Sehingga mulai
dicari jalan lain untuk membuat vaksin yang aman namun tetap murah terjangkau.
Sampai kemudian orang berhasil menemukan cara pembuatan
vaksin secara bio-engineering atau tehnik DNA rekombinan, dengan hanya memakai
bagian molekul DNA genetik virus hepatitis B, yang disisipkan dalam struktur
genetik sel lain, dalam hal ini dipilih sel ragi (Saccharomyces cervisiae,ragi
roti). Dengan cara genetic engineering atau DNA rekombinan tehnik ini, maka
vaksin hepatitis B ini bisa dibuat dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu
yang relatif singkat dengan biaya pembuatan yang jauh lebih murah, namun tidak
mengurangi tingkat efektifitas dan keamanan vaksin ini.
Vaksin
Heatitis B yang ada di Indonesia:
Pabrik Pembuat Vaksin
|
Nama Vaksin
|
Jenis Vaksin
|
PT. Bio Farma (Indonesia)
|
Vaksin Hepatitis B
|
DNA Rekombinan
|
GlaxoSmithKline (Belgia)
|
Engerix B
Twinrix
(Gabungan Vaksin Hepatitis A dan Vaksin Hepatitis B)
|
DNA Rekombinan
DNA Rekombinan
|
Sanofi Pasteur (Prancis)
|
Euvax B
|
DNA Rekombinan
|
MSD (Amerika)
|
Hib Vax II
|
DNA Rekombinan
|
Dosis dan Skema Imunisasi Hepatitis B :
Tergantung pabrik pembuat vaksin hepatitis B
ini, maka dosis remaja dan dewasa adalah antara 20 microgram perkali suntikan
Sedangkan bayi dan anak adalah 10 microgram
perkali suntikan
Kecuali MSD HB Vax II, dosis dewasa adalah 10
microgram dan bayi anak adalah 5 microgram perkali suntikan.
Jadwal vaksinasi adalah : 0 bulan, 1
bulan dan 6 bulan (imunisasi lengkap terdiri 3 kali
suntikan)
** Untuk penderita penyakit ginjal yang
menjalankan cuci darah atau hemodialisa, diberikan 2 x lipat dosis orang dewasa
perkali suntikan, dengan jadwal suntikan 0 bulan, 1 bulan dan 6 bulan.
Stabilitas
Vaksin Hepatitis B
Seperti
umumnya vaksin yang dibuat dari antigen mati /killed vaccines, maka suhu yang
dianjurkan untuk penyimpanan dan transpotasi vaksin hepatitis B ini adalah
antara 2 – 8 derajat Celcius.
Bila
mematuhi suhu penyimpanan yang dianjurkan, maka vaksin bertahan hingga 3 tahun
sejak waktu pembuatan di pabriknya. Namun bila terjadi pelanggaran rantai
dingin / cold chain suhu penyimpanan, maka usia vaksin menjadi berubah pendek
sesuai dengan berapa lama vaksin tersebut terpapar dengan suhu diluar lingkup
anjuran rantai dingin tersebut (Vaccine Expiration Date).
Bila
terpapar lama dengan suhu diluar lingkup rantai dingin, maka vaksin menjadi
tidak efektif lagi, artinga tidak bisa diandalkan untuk mencegah suatu penyakit
infeksi yang ditargetkan. Sehingga sipenerima vaksin ini harus segera
diberikan vaksinasi ulang dengan vaksin yang baik.
Effektifitas
Vaksin Hepatitis B
Efektifitas untuk
kelompok Pre Exposure :
Efektifitas vaksin hepatitis B untuk kasus
dimana orang belum terpapar dengan virus hepatitis B adalah antara 80 -100 % . Uji
klinik ini dilakukan untuk kelompok homosexual, tenaga kesehatan dan paramedik,
staf diklinik hemodialisa dan pasien hemodialisa.
Efektifitas untuk
kelompok Post Exposure :
Efektifitas
vaksin hepatitis B untuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi virus
hepatitis B adalah sebesar 85% – 95% , dimana bayi tersebut juga diberikan
imunoglobuin hepatitis B .
Bila dalam pemeriksaan jumlah antibody (titer antibody)
didalam darah ditemukan titer > 10 mIU / mL , maka artinya
orang tersebut sudah kebal dan akan terlindung dari infeksi virus hepatitis B
ini
Respon Setelah Vaksinasi
atau imunisasi dengan vaksin hepatitis B :
Reaksi
sistim imunologi tubuh pada setiap individu yang mendapatkan vaksinasi atau
imunisasi vaksin hepatitis B itu berbeda-beda, pada umumnya dan pada individu
yang sehat dan reaksi imunologi tubuhnya normal, maka dalam waktu sekitar 10
hari hingga 2 minggu kita telah bisa mendeteksi adanya zat antibody terhadap
virus hepatitis B didalam darahnya.
Namun pada keadaan tertentu, misalnya orang berusia
lanjut, bayi yang premature, atau pada orangkelebihan
berat badan atau obesitas, maka reaksi atau respons sistim
imunologi tubuhnya akan lebih lamban atau tidak sebanding dengan jumlah dosis
vaksin hepatitis B yang diberikan.
Demikan juga pada mereka
yang kita golongkan sebagai “low responder“, yaitu mereka yang setelah
mendapatkan dosis yang adekuat vaksin hepatitis B, namun respon imunologi
tubuhnya tidak seperti yang seharusnya, sehingga bila kita mengukur jumlah atau
titer antibody dalam darahnya, maka titernya tidak mencapai atau lebih <
dari 10 mIU/mL yang seharusnya.
Golongan “low resonder” ini sampai saat ini tidak kita
ketahui apa sebabnya, namun diduga ada kaitan dengan faktor genetika atau
sifat bawaan sejak lahir.
Sehingga solusinya untuk
golongan yang “low responder” ini yaitu kita dapat mengulang vaksinasinya
ataumengganti vaksin hepatitis B dari pabrik pembuat vaksin yang
lain, bila masih juga tidak berhasil, maka dapat diberikan dosis dobel atau dua
kali lipat dari dosis dewasa normal perkali suntikan, dengan harapan
bahwa peningkatan jumlah antigen vaksin hepatitis B akan cukup merangsang sistim
imunologi tubuhnya untuk memproduksi jumlah antibody hepatitis B yang adekuat,
yaitu > 10 mIU/ mL darah.
Suntikan penguat atau
dosis booster perlu diberikan untuk golongan “low respoder” ini
Apakah kita memerlukan
dosis booster/dosis penguat vaksin hepatitis B ?
Jawabannya adalah kita tidak perlu dosis booster
atau dosis penguat untuk vaksin hepatitis B, hal ini terutama berlaku untuk
orang penerima vaksin yang sehat dan normal, yang telah mendapatkan seri
vaksinasi 3 dosis yang lengkap.
Tetapi dosis penguat atau dosis booster
diperlukan untuk :
·
orang dengan kelainan
sistim pertahanan tubuh misalnya mereka yang mendapatkan pengobatan kortiko
steroid,
·
mereka yang menderia
penyakit HIV AIDs,
·
bagi pasien ginjal yang
menjalankan proses cuci darah atau hemodialisa
Apakah efek
samping dari vaksin hepatitis B ?
Vaksin
hepatitis B adalah relatif aman untuk bayi dan anak, juga orang dewasa dan
orang berusia lanjut. Semenjak tahun 1982, vaksin hepatitis B ini telah
digunakan lebih dari 1 miliard dosis seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Efek samping karena sifat
vaksin hepatitis B (vaccine
reactogenicity) :
Yaitu
berupa reaksi lokal ditempat suntikan vaksin berupa kemerahan dan nyeri
ditempat suntikan (3 – 29%), dan terjadi demam dengan suhu tubuh sekitar atau
> 37.7 derajat C (1 – 6%). Dan semua efek samping karena sifat vaksin
sendiri akan menghilang dan sembuh dalam waktu < 24 jam.
Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi Vaksin -KIPI (Adverse
events) :
Banyak
uji klinik telah dilakukan membuktikan bahwa vaksin hepatitis B ini cukup aman,
dan belum ada kejadian ikutan pasca imunisasi yang berhubungan sebab akibat
dengan vaksin hepatitis B ini.
·
Reaksi
anafilaksis/alergi/hipersensitif terhadap vaksin atau komponen terkandung dalam
vaksin. Dilaporkan 1 kejadian per 1.1 juta dosis pemakaian vaksin
hepatitis B pada remaja dan orang dewasa
·
GBS atau Guillain Barre
Syndrom, suatu penyakit atau gangguan pada sistim saraf juga pernah dilaporkan,
namun hubungan sebab akibat gangguan dengan pemakaian vaksin hepatitis B ini
masih perlu dibuktikan
·
Multiple Sclerosis pasca
imunisasi vaksin hepatitis B juga pernah dilaporkan pada anak anak, namun hal
ini melalui penelitain yang panjang lebar dan juga dilakukan uji klinik untuk
membuktikan hubungan sebab akibat, namun hingga saat ini para ahli belum
berpendapat bahwa gangguan ini disebabkan oleh vaksin hepatitis B ini.
Kontraindikasi vaksin
hepatitis B
Vaksin hepatitis B ini adalah kontra indikasi
untuk orang yang alergi atau hipersensitif terhadap komponen dalam vaksin atau
sensitif terhadap ragi roti, meskipun hal ini jarang terjadi atau dilaporkan.
Vaksin hepatitis B bukan
kontra indikasi bagi:
·
penderita GBS (Guillain
Barre Syndrom),
·
penderita MS (Multiple
Sclerosis) dan
·
penyakit auto-imun
seperti penyakit lupus erithemotosus, atau penyakit rheumatoid arthritis
(Radang sendi)
·
Wanita
hamil dan menyusui
thanks gan ats infonya
ReplyDeletehttp://obathepatitisb.infosehatalami.com/cara-penularan-penyakit-hepatitis-b/
thanks atas infonya, ditunggu artikel yang lainnya
ReplyDeletehttp://obathepatitisb.infosehatalami.com/komplikasi-penyakit-hepatitis-b/