www.klinikraisha.com .Sering kita membaca expiration date
suatu produk baik makanan maupun obat. Sering juga kita membuat angka-angka
tersebut menjadi patokan apakah suatu produk masih layak digunakan atau tidak.
Padahal sebenarnya suatu produk akan menjadi lebih cepat rusak atau basi ketika
kita membukanya atau mencampurnya.
Untuk memahami lebih lanjut marilah
kita mempelajari istilah-istilah yang sekiranya berhubungan dengan kasus di
atas.
·
Stabilitas Obat: Kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat
dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat
(identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan (shelf-life)
·
Expiration date: waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan
batas waktu diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi karena diharapkan masih
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
·
Shelf-life (waktu simpan): adalah periode penggunaan
dan penyimpanan yaitu waktu dimana suatu produk tetap memenuhi spesifikasinya
jika disimpan dalam wadahnya yang sesuai dengan kondisi penjualan di pasar.
Dari
ketiga istilah tersebut di atas dapat dikatakan bahwa expiration date (ED)
berbeda dengan shelf life. Sehingga ketika suatu produk sudah dilakukan suatu
tindakan yang mengubah sifat asli dari pabriknya (misal dibuka kemasannya atau
dicampurkan dengan pelarutnya) maka lama waktu yang masih diperkenankan akan
menjadi berbeda, dengan kata lain expiration date nya menjadi berbeda dengan
shelf life nya. Tetapi jika produk tidak mendapatkan intervensi apapun dan
penyimpanan sesuai petunjuk maka expiration date nya akan sama dengan shelf
life nya.
Dapat
dikatakan bahwa expiration date adalah yang tertera sedangkan shelf life adalah
keadaan sesungguhnya. Jika dianalogikan kepada manusia maka expiration date
adalah usia yang sering dirayakannya sedangkan shelf life adalah usia
biologisnya. Maka jika kita sering melihat seseorang yang tampak lebih tua
daripada usianya mungkin karena shelf life nya jauh berbeda dengan expiration
date nya :)
Setelah
kita membahas istilah-istilah tersebut mari kita bahas ke dalam topik yang
lebih spesifik yaitu shelf life vaksin. Semua produk makanan, obat tak terkecuali
vaksin akan mengalami perubahan masa simpan setelah kemasannya dibuka. Ada
beberapa aturan dasar dalam vaksin mengenai masalah masa simpan ini.
Pada kebanyakan
vaksin harus segera digunakan setelah dikeluarkan dari vial (pada vaksin dosis
tunggal), jadi jika lebih dari satu jam sebaiknya jangan diberikan. Sedangkan
pada vial multidosis secepatnya dikembalikan ke kulkas setelah dilakukan
pengambilan dosis tertentu. Vial multidosis tersebut masih dapat digunakan hingga
expiration date nya jika tidak terkontaminasi. Sehingga setelah diambil dosis
tertentu vaksin maka segera berikan disinfektan di sekitar bibir vial kemudian
tutup kembali dengan kassa steril dan plester atau semacamnya untuk mengurangi
kontaminasi.
Terdapat instruksi
khusus untuk vaksin-vaksin tertentu setelah vial atau kemasan dibuka:
- Vaksin MMR vial multidosis harus dicampur hanya jika akan segera digunakan. Setalh dicampur vial dapat dimasukkan kembali ke kulkas tapi jangan diberikan jika dosis berikutnya tidak digunakan dalam waktu 8 jam setelah dicampur.
- Vaksin Meningokokus polisakarida vial multiosis setelah dicampurkan dapat dimasukkan kembali ke kulkas dan digunakan dalam kurun waktu 35 hari setelah dicampurkan.
- Vaksin Rotateq dosis tunggal harus segera digunakan setelah diambil dari kulkas. Jangan kembalikan tube ke kulkas jika penutup sudah dibuka.
- Vaksin Rotarix dengan aplikator oral harus segera diberikan dalam kurun waktu 24 jam setelah dicampurkan.
- Vaksin varicella jangan diberikan jika setelah dicampur tidak segera digunakan dalam kurun waktu 30 menit.
- Vaksin zooster jangan diberikan jika setelah dicampur tidak segera digunakan dalam kurun waktu 30 menit.
No comments:
Post a Comment